Bismillahirrahmannirrahim

Zainab Al-Ghazali menjawab : “PROBLEMATIKA MUDA-MUDI”

 

1. Cinta yang Bersih

Pertanyaan :

Saya seorang gadis berusia 19 tahun dan alhamdulillah saya mempunyai keimanan yang cukup yang dapat mencegah saya dari perbuatan maksiat. Saya hendak meminta pendapat tentang suatu perkara yang penting bagi saya. Sejak dua tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pemuda yang lebih tua dari saya. Dia adalah seorang pemuda yang taat beragama. Saya sangat mengaguminya. Berlalu beberapa hari, saya melihat dia memperhatikan saya sehingga dia hafal saat-saat saya keluar dari pekerjaan. Dia melihat saya dengan pandangan mata yang bersih, tetapi dia tidak berani berbicara dengan saya pada suatu kesempatan pun. Kondisi seperti itu sudah berjalan dua tahun lamanya. Keadaan tersebut membuat saya semakin merindukannya, namun hal itu jauh dari perasaan-perasaan murahan. Begitu juga dugaan saya terhadapnya. Saya pun shalat istikharah sehingga akhirnya saya merasa terlepas dari kelelahan berpikir dan sangat gembira. Akhirnya, dia berusaha berbicara dengan saya lebih dari satu kali, namun saya tidak melayaninya., Lalu, ada beberapa orang lain meminang saya, tapi saya menolak karena pemuda pertama itu.

 

Jawaban

Perilakumu terhadap pemuda itu merupakan perilaku gadis yang komitmen terhadap aturan-aturan agama, akhlak-akhlak akidah, dan kesopanan-kesopanan syariat. Engkau mencintai dia dan menyimpan perasaan cinta itu dalam hati. Sebagaimana engkau, pemuda itu pun tidak keluar dari batas-batas susila dan akhlak ketika bertujuan agar engkau menjadi teman hidupnya. Alangkah baiknya jika seorang pemuda dan gadis berlaku seperti itu dengan kebaikan sopan-santun, kebaikan bertindak, serta luhrnya tindak-tanduk dan perasaan. Jika pemuda yang memiliki iltizam dan beragama ini mengharapkan engkau menjadi jodohnya, hendaknya dia memasukinya melalui pintu yang benar, yaitu pintu keluarga. Jika hal itu tidak terjadi da pemuda itu tidak maju, pesanku wahai Ananda, janganlah engkau hanya terpaku padanya. Memang benar kekagumanmu terhadapnya karfena agama, akhlak, serta kesopanannya, dan memang hal itu untuk dikagumi. Namun, semuanya itu terdapat juga dada diri orang lain. Adapaun mengenai istikharah, seharusnya dikerjakan setelah pemuda itu maju atau meminang engkau, secara resmi.

 

2. Generasi ini, Sedikit kesabarannya

Pertanyaan

Saya seorang gadis yang telah mendekati umur 20 tahun dan berpegang teguh pada agama, alhamdulillah. Tetapi saya mengalami permasalahan yang hampir-hampir memeras hati saya jika tidak karena adanya keimanan saya kepada Allah Ta’ala.

Permasalahan pertama adalah keadaan saya yang berasal dari banyaknya kegelisahan sehingga tensi darah saya naik dengan cepat, badan sering gemetaran, demikian pula kedua tangan saya. Saya hanya sedikit dapat berkonsentrasi dan sukar berbicara, terutama sekali di depan laki-laki. Permasalahan kedua, saya mengalami jiwa yang terombang-ambing dan tidak tenang. Saya ingin menjadi orang yang tenang, tetapi tidak bisa. Bagaimana pemecahan yang tepat ?

 

Jawaban

Saya berdoa kepada Allah Ta’ala agar Dia menguatkan keimananmu dan menolongmu mengatasi segala permasalahan yang menurut pendapat saya pemecahannya mudah saja. Hanya saja, engkau terlalu tidak sabar, cepat mengeluh, cepat lelah, cepat frustasi dan berputus asa hanya karena sebab yang sederhana. Memang benar, permasalahanmu banyak, lebih dari sekadar keadaan ketegangan, pergolakan jiwa, serta kegelisahan syaraf dalam jiwa anak-anak muda dewasa ini. Namun, batas minimal dari kesabaran dan upaya menahan diri hingga mampu menghadapi tekanan-tekanan, kesukaran-kesukaran. Permasalahan pertama bersumber dari kurangnya rasa percaya pada dirimu  dan selalu ketakutan tidak memperoleh taufik dalam bicara atau bertindak. Pemecahan untuk itu adalah engkau dianjurkan untuk percaya pada diri sendiri, berusaha lebih banyak mendengar dahulu daripada bicara, serta memiliki pemikiran yang lebih banyak dahulu sebelum bereaksi cepat dan terburu-buru. Permasalahan kedua berkaitan dengan yang pertama. Hal gelisah, tegang, tidak ada keseimbangan, cepat marah dan terlalu reaktif merupakan sebagian dari sekian banyak pertanda usia pubertas.

 

3. Tentang Hiasan, Ulang Tahun

Pertanyaan

Apakah boleh seorang gadis yang mengenakan hijab berhias dengan hiasan muka dan lalu lalang di jalan dengan bebas?

Apakah boleh perempuan pergi ke pemandian umum (kolam renang)?

Apakah boleh mengadakan perayaan ulang tahu kelahiran ?

Apakah mengecat kuku dengan warna merah dihalalkan atau diharamkan? Apakah boleh shalat atau berwudhu dengan membiarkannya ?

 

Jawaban

Ahlan wa sahlan, wahai seorang putri yang mulia dan berharga. Engkau membela Islam dan mengharapkan keridhaan Allah. Untukmu, saya kirim rasa syukur dan doaku yang sebenarnya.

Wanita yang mengenakan hijab, tidak boleh menghiasi mukanya dengan pulasan apapun lalu keluar dengan terbuka di jalanan. Yang diperbolehkan adalah dia berhias untuk suaminya di rumah. Jika keluar, dia tidak boleh membuka aurat kecuali muka dan telapak tangan tanpa hiasan. Pada dasarnya, aurat perempuan tidak boleh diperlihatkan di depan kaum laki-laki.

Jika pergi kepemandian umum menyebabkan terbukanya/ terlihatnya aurat, TIDAK BOLEH.

Adapun berkaitan dengan hari perayaan kelahiran dsb, maka kaum muslimin hanya ada dua hari besar, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu, kita mengingatnya hanya untuk meneliti perhitungan-perhitungan kita dan meninjau kembali sikap-sikap kita, serta memperbarui tekad kita menuju arah kebaikan, keutamaan dan kebahagiaan. Jika tujuannya ini maka tidak menjadi masalah. Jika tujuannya lain dari yang diatas, maka tidak diperkenankan.

Memulas kuku jari-jari tangan menghalangi masuknya air wudhu ke bawah/ke permukaan kuku sehingga shalatnya tidak sah karena wudhunya tidak benar. Termasuk juga mengecat rambut dengan warna apapun sam tidak boleh, karena menghalangi sahnya wudhu Wallahu ‘alam. Untukmu saya kirimkan doa yang murni.

 

8. Hukum Menyanyi dan Surat-menyurat/ hubungan Antara Dua Jenis?

Pertanyaan

Pertanyaan pertama, menyayi itu halal, haram ataukan makruh? Karena hingga kini saya tidak menemukan dalil yang jelas dan tegas sekitar hal ini?

Pertanyaan kedua, ketika saya shalat merasa tidak ada kekhusyuan. Saya khawatir kalau-kalau shalat saya termasuk shalat yang lalai.

Pertanyaan ketiga, saya suka berkorespondensi, apakah surat-menyurat di antara anak laki-laki dan perempuan itu haram ataukah halal? Bagi saya, surat-menyurat / berhubungan (dengan niatan ta’aruf)  merupakan sarana menciptakan persaudaraan, tidak ada tujuan lain. Untuk Ibu, saya sampaikan rasa hormat saya,

 

Jawaban

Masalah menyanyi menjadi perselisihan besar fiqih Islam, ada yang menghalalkan dengan beberapa syarat dan ada yang secara mutlak mengharamkan. Itu semua kembali pada tidak adanya dalil atau nash yang qath’i (pasti) isyaratnya. Bagi setiap orang yang berijtihad mempunyai bagiannya. Adapun apa yang saya rasakan tentang penerimaannya di dalam hati, nyanyian itu ada yang diharamkan, ada yang makruh dan ada yang halal. Yang pertama adalah haram lagu-lagu yang mengandung kata-kata keji, menggugah syahwat, menuntun pada perbuatan maksiat, disertai dengan tarian serta disertai dengan pornografi. Sedangkan nyanyian yang makruh adalah nyanyian yang tidak menjunjung kecerdasan dan perasaan manusia menuju tingkat yang lebih tinggi. Maksudnya adalah nyanyian yang tidak bermotivasi, membuang-buang waktu, melupakan amal-amal kebaikan dan ketaatan (ibadah), serta mendekatkan manusia ke arah maksiat dan dosa. Adapun nyanyian yang halal adalah nayanyian yang mengajak manusia pada keutamaan, menambah berkomitmen dalam akhlak baik, membesarkan cita-cita, meperkuat kehendak atau tekad, tidak membangkitkan syahwat, serta tidak melupakan zikir kepada Allah, seperti mars patriotic, kerakyatan, keagamaan, lagu-lagu seorang ibu untuk anaknya, dsb.

Suara perempuan, jika ternyata menonjolkan ciri kewanitaan, yaitu yang membuat syahwat bergejolak, demikian pula suara laki-laki yang seperti itu, hukumnya tidak diperkenankan (haram). Islam mendidik dan mengarahkan perasaan-perasaan dalam bentuk meninggikan dan meningkatkannya.

Adapun masalah khusyu dalam shalat maka banyaklah zikir kepada Allah. Kesibukan hamba Allah dalam membaca Al-Qur’an dapat menambah khusyu. Oleh sebab itu, janganlah engkau gelisah dan usahakanlah agar engkau dapat benar-benar khusyu dengan nyata. Semoga Allah memberimu taufik dan memeliharamu.

Adapun berkorespondensi antara laki-laki dan perempuan bergantung pada tujuan dan hasilnya. Dari sela-sela pengalaman saya dalam hidup, saya dapat berkata bahwa surat-menyurat antara laki-laki dan perempuan pada umumnya mengakibatkan terjadinya pertalian dan ketergantungan jiwa/ perasaan/ ingatan, kemudian dalam waktu yang sama, tidak berlanjut pada terwujudnya ikatan syar’i, yaitu menikah. Hasilnya adalah menambah banyak kesukaran dan penyakit kejiwaan (menangis karena kecewa olehnya yang berlarut-larut, saling membenci, putus silaturahim). Banyak orang menyalahgunakan korespondensi laki-laki dengan wanita untuk bermain-main dalam emosi dan perasaan. Ditambah lagi bahayanya lebih besar dari manfaatnya. Pendapat saya adalah tidak perlu melakukan surat-menyurat/ hubungan dengan membentengi diri atas nama ta’aruf tetapi ujung-ujungnya berduaan dan berhubungan perasaan lewat syahwat belaka, yang belum halal telah berani melakukan hal yang demikian. Menjaga diri itu lebih afdhal. Terutama, ada orang-orang yang justru menjadikan surat-menyurat/ sharing/ curhat antara laki-laki dan perempuan sebagai hobi mereka. Mengapa tidak surat-menyurat/ sharing/ curhat sesama jenis saja, atau denga keluarga, atau dengan murabbi? Wallau a’lam.

 

9. Bagaimana Saya Melepaskan Diri dari Berbagai Keinginan Cinta ?

Pertanyaan

Saya seorang gadis yang tadinya mempunyai ketenangan hati hingga suatu ketika cinta dunia masuk ke dalam diri saya tanpa saya sadari bagaimana. Padahal, mestinya saya dapat mengusirnya. Sejak itu, saya hidup dalam pergolakan jiwa. Hasilnya, hati saya menjadi kosong dan sibuk dengan cinta, serta sedih karena berpisah dengan kekasih. Saya merasa ada suatu tutup yang meliputi akal dan hati saya. Saya merasa tidak dapat berkonsentrasi dan banyak lupa,. Saya telah kehilangan hikmahnya akal dan berpikir baik. Setiap saya berusaha melepaskan diri dari itu semua, saya tidak mampu. Jiwa saya penuh cinta dan keinginan. Bagaimanakah saya dapat melepaskan diri dari semua itu? Bagaimana saya dapat memadukan hak Alalh dengan hak diri saya? Sungguh, saya sekarang ini hidup dalam keadaan bingung sekali.

 

Jawaban

Masa pubertas merupakan periode yang dilalui oleh setiap gadis. Kadang-kadang periode ini membalikkan hidup seorang gadis 180 derajat sehingga dia hidup dalam kegelisahan. Nasihat yang dapat saya berikan adalah agar engkau senantiasa menyibukkan diri dengan bekerja atau membaca daripada menganggur/ melamun yang hanya akan semakin menambah kesusahan atau kepayahan yang bersifat sentimental. Percayalah pada dirimu dan pada kemampuanmu untuk melewati periode itu. Hendaknya, kebaikan hubunganmu dengan Allah menjadi pendorong yang akan mengembalikan keseimbangan kepada dirimu sendiri, kepribadianmu, serta perasaan-perasaanmu.

K.H. Abdullah Gymnastiar

 

Materi dalam Web Site ini

No comments found.

Search site

© 2009 All rights reserved.